Penyimpanan ataupun penulisan character demi character yang ada didalam external memory, harus diatur sedemikian rupa sehingga komputer bisa dengan mudah menemukan kembali data-data yang tersimpan didalamnya. Aturan inilah yang kemudian dikenal sebagai organisasi file. Dalam hal ini, dikenal ada beberapa metoda, yaitu:
Sequential (=berurutan), record pertama yang dmasukkan akan menempati posisi pertama di media penyimpanannya, dan seterusnya. Jika akan dilakukan pemanggilan record yang telah disimpan (retrieval), maka komputer akan selalu membaca dari record pertama hingga ditemukanya record yang dicarinya.
Keefisienan pembuatan organisasi seperti ini adalah jika semakin besar nilai dari jumah record yang akan diolah dibagi dengan jumlah record keseluruhannya (diistlahkan dengan perhitungan hit ratio) maka akan semakin efisien. Sebagai gambaran, jika semakin banyak lagu yang akan kita dengar dari sebuah kaset, maka akan semakin menguntungkan menggunakan kaset itu dibanding jika kita hanya ingin mendengar satu lagu (apalagi letaknya di paling akhir) dari kaset itu.
• Untuk memungkinkan record tersusun secara urut perlu ditentukan key dari
tiap record
• Satu atau beberapa atribut akan menjadi key atribut
• Pengurutan record dapat dilakukan berdasarkan primary keynya
• Pembacaan secara serial (satu persatu) sesuai dengan urutan keynya disebut
pembacaan secara sequential
Nip Nama Pekerjaan
000021 Abu Bakar Manajer
000032 Fatimah Sekretaris
000042 Asma Presiden direktur
Keterbatasan:
• Bentuk record harus fixed length
• Sehingga efisien dalam tempat (storage) tetapi kurang fleksibel
• Update tidak mudah dilakukan, memakai pola transaksi – old master file – new
master file
• Kalau kedalam record ingin ditambahkan atribut maka seluruh file harus
direorganisasi
• Seringkali pada sebuah file sequential disediakan tempat untuk penambahan
atribut
Kegunaan:
• Banyak dipakai pada metoda batch processing
• Kalau beberapa file ingin digabungkan, maka tiap file harus diurutkan dalam
pola pengurutan yang sama
Performance
1. Record Size
• Bentuk record fixed length
• Besar alokasi storage yang dibutuhkan ditentukan oleh:
• Jumlah atribut dalam sebuah record
• Banyak record yang disimpan
2. Fetch a record
• Biasanya dengan memakai cara serial search (sequential reading) dari awal
file
• Sequential file bisa disimpan pada:
• Sequential Access Storage Device (Magnetic Tape)
• Direct Access Storage Device (Magnetic Disk)
• Pada Direct Access Device, sequential file dapat diakses secara direct
• Direct access hanya dapat dilakukan pada atribut yang dipakai untuk
mengurutkan file
¾ Sequential search
• Pembacaan record per record dari awal
¾ Binary search
• Fetch ditengah-tengah file
• Kalau key dari file lebih kecil dari yang dicari fetch ke tengah sisa file
dibawahnya Sistem Basis Data 1 (K82) 20
• Kalau key dari file lebih besar dari yang dicari fetch ketengah sisa file
diatasnya
¾ Probbing
• Fetch pada sebuah posisi yang diperkirakan
• Dilanjutkan dengan sequential search
3. Get the next record
• Record berikutnya dapat langsung diakses
• Karena seringkali berada pada block yang sama
4. Insert a record
• Insert berarti menyisipkan sebuah record sesuai dengan posisi dari primary
key
• Insert sangat mudah kalau hanya menambahkan sebuah record pada akhir
file
• Kalau insert ke tengah file, harus dipakai metoda batch update
5. Delete a record
• Menggunakan metoda batch update
• Key dari record-record yang akan di delete dikumpulkan dahulu pada
transaction file
6. Modify a record
• Menggunakan metoda batch update
• Bila nilai key tetap, maka field yang berubah akan dituliskan langsung pada
tempatnya
• Bila nilai key berubah pada primary key, maka kegiatannya adalah delete
yang lama lalu insert yang baru Read the entire file
7. Read the entire file
• Dilakukan dengan sequential search
• Pembacaan file dilakukan sesuai dengan urutan fisik file (key bisa urut /
bisa tidak urut)
8. Reorganize the file
• Membentuk file baru (batch update)
• Kedua file (master file & transaction file) harus diurutkan pada urutan yang
sama
Sistem Basis Data 1 (K82) 21
INDEX FILE
¾ File index digunakan untuk menemukan lokasi record yang dicari dengan
cepat
¾ Terdiri dari :
o Index block Number
o Key Attribut
o Record Number (TID = Tuple Indentifier)
Master File
Record
Number
Nim Nama
1 0211500032 Fathimah
2 0211500054 Ali
Dst ………
101 0211500143 Nida
102 0211500150 Asih
Dst ……….. ………
201 0222300032 Ahmad
202 0222300054 Ummi
dst ……..
301 0222500234 Dani
302 0222500240 Tika
Dst ……….. ………
401 0222500434 Dito
402 0222500450 Titi
Dst ……….. ………
501 0233500002 Budi
502 0233500004 Ina
Dst ……….. ………
601 0244500032 Dina
602 0244500034 Ani
Dst ……….. ………
INDEX FILE–NYA SEBAGAI BERIKUT :
Index Block # KEY REC #
0211500032 1
0211500054 2 A
0211500143 101
0211500150 102 B
0222300032 201
0222300054 202 C
0222500234 301
0222500240 302 D
0222500434 401
0222500450 402 E
0233500002 501
0233500004 502 F
0244500032 601
0244500034 602 G
Sistem Basis Data 1 (K82) 22
Untuk mencari index block dengan cepat dibuat index level kedua sebagai berikut :
Index Block # KEY INDEX BLOCK #
0211500032 A
0211500143 B
0222300032 C
0222500234 D
0222500434 E
0233500002 F
M
0244500032 G
Terdapat 2 tipe pengacuan indeks
o Block Anchor
Indeks tidak menunjuk langsung ke record tetapi ke block yang memuat
record
Indeks memuat record pertama dari tiap block
Contoh
Index Block # KEY INDEX BLOCK #
0211500032 A
0211500143 B
0222300032 C
0222500234 D
0222500434 E
0233500002 F
M
0244500032 G
o Record Anchor
Indeks menunjuk ke record
Data Utama
No. Record NIM Nama Alamat
1 0011500043|Muhammad Hanafi|Petukangan Utara
2 0222500056|Ali|Ciledug
3 0033500021|Fitriana Sari| Petukangan Selatan
4 0022500026|Budi Firmansyah|Cipulir
5 0244500023|Titi|Cipondoh
6 0122500035|Abdullah Nashih Ulwan|Tanah Abang
7 0022500254|Ade|Kebayoran Lama
8 0322500221|Muhammad Reza Pahlevi|Kebayoran Baru
Record
Number
Nim Nama
1 0211500032 Fathimah
2 0211500054 Ali
Dst ………
101 0211500143 Nida
102 0211500150 Asih
Dst ……….. ………
201 0222300032 Ahmad
202 0222300054 Ummi
dst ……..
301 0222500234 Dani
302 0222500240 Tika
Dst ……….. ………
401 0222500434 Dito
402 0222500450 Titi
Dst ……….. ………
501 0233500002 Budi Sistem Basis Data 1 (K82) 23
502 0233500004 Ina
Dst ……….. ………
601 0244500032 Dina
602 0244500034 Ani
Dst ……….. ………
Index file
Misal Berdasarkan nama
Key Record #
Ali 2
Ani 602
Asih 102
Budi 501
Dani 301
Dina 601
Dito 401
Dst… Dst.. Sistem Basis Data 1 (K82) 24
Jika pada organisasi file sequential digambarkan sebagai sebuah kaset, maka organisasi file relatif digambarkan sebagai sebuah compac disk (CD). Kita bisa langsung memilih lagu mana yang akan kita dengarkan tanpa harus didahului (mendengarkan) lagu sebelumnya. Relatif dapat diartikan langsung.
Pengorganisasian relatif memungkinkan kita memproses record yang mana saja secara langsung tanpa harus melalui (membaca) record-record yang lainnya.
Penyusunan data dengan organisasi indexed sequential dapat digambarkan sebagai meyusun kata dalam sebuah kamus. Kita dapat mencari kata dalam kamus secara sequential maupun dengan memanfaatkan indeksnya.
Adalah:
• Organisasi file yang mempunyai semua keunggulan dari sequential file
• Tetapi kemampuan aksesnya jauh lebih baik
• Ada 2 hal yang ditambahkan yaitu
• Index: untuk mendapatkan cara akses yang lebih baik
• Overflow area: untuk mengatasi masalah dalam penambahan data (insert)
• Komponen:
• Sequential file (main file)
• Index
• Overflow Area
• Main file:
• Berisi data / record – record yang membentuk file
• Data tersusun seperti pada sequential file
• Index:
• Berisi alamat dari tiap record yang ada didalam main file (seperti daftar isi)
• Index dipakai untuk memungkinkan dilakukan fetch terhadap record
tertentu, dengan cara:
• Alamat dari record yang akan difetch dicari di dalam index
• Dengan alamat tersebut data dibaca dari dalam main file
• Salah satu konsep index yang dipakai adalah:
memanfaatkan Block Anchor
• Overflow Area
• Menyimpan record tambahan, yang diisi pada waktu dilakukan insert
• Mirip dengan apa yang disebut transaction file, tetapi diintegrasikan
menjadi satu dalam konsep index-sequential file
• Lokasi record ditunjukkan dengan pointer dari predecessornya
KEY BLOCK ID
013-20-14 1
104-13-82 2 Record
Number
No. ktp Nama Overflow
pointer
--- --- 11.1 013-20-14 Hadi
END 11.2 015-23-51 Ari 112.1
MASTER INDEX 11.3 019-88-79 Nani
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
BLOCK ID KEY BLOCK ID 12.1 021-13-21 Nita
013-20-14 11 12.2 027-55-07 Agus
021-13-21 12 XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
045-62-57 13 13.1 045-62-57 Nanda
1
---- ---- 13.2 049-20-73 Tuti
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
104-13-82 21 21.1 104-13-82 Wiyogo
132-52-93 22 21.2 108-84-66 Arjuno 2
183-08-29 23 XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
--- --- 22.1 132-52-93 Hakim
END XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
INDEX
23.1 183-08-29 Garuda 231.1
23.2 186-08-30 Arini
23.3 192-20-41 Baruna
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
SEQUENTIAL
FILE
O-CHAIN-P
112.1 016-78-01 HERMAN
112.2 017-09-73 JIRAN 11.3
XXXXX XXXXXXXX XXXXXXX XXXXX
231.1 184-29-80 FARID
231.2 185-51-38 SAMIN 23.2
OVERFLOW AREA
Sistem Basis Data 1 (K82) 25
• Untuk meminimalkan jumlah overflow pointer yang dipakai digunakan metoda
push-through
• Record baru ditempatkan sesudah predecessornya
• Successor record digeser mendekati ujung block
• Record pada ujung block digeser ke overflow area
INSERT 085 039 025
MAIN FILE 017 017 017 017
061 061 039 025
103 085 061 039
103 085 061
OVERFLOW
AREA
103 085
103
Kegunaan index sequential file
• Bentuk file yang paling banyak dipakai
• Dipakai bila file ingin selalu dalam kondisi up to date
• Sebuah record dapat di insert atau di retrieve secara langsung melalui indexnya
• Sangat sesuai untuk proses secara on-line
• Bisa juga diakses secara sequential
Kelemahan index sequential file
• Seach/pencarian hanya bisa melalui sebuah key saja, yaitu key yang
mengurutkan file
Performance
1. Record Size
• Berbentuk fixed length record
• Ukuran file relatif tetap, karena insert memakai overflow area
• Ukuran file baru berubah setelah dilakukan reorganisasi
• Overflow area digabungkan dengan main file
• Overflow area akan kosong
• Main file akan bertambah besar
2. Fetch a record
• Index dimanfaatkan untuk menemukan sebuah record
• Dicari dari index yang paling atas, menurun ke index dibawahnya sampai
akhirnya ke main file
• Bila pernah dilakukan insert, pencarian akan dilanjutkan ke overflow area
untuk mencari record yang telah di geser (push)
3. Get the next record
• Successor record cukup dicari secara serial dari predecessornya, tanpa
memanfaatkan index
4. Insert a record
• Menambah record berarti memperpanjang overflow chain, karena metoda
push through
• Record baru akan selalu ditempatkan urut dengan record sebelumnya
• Tiap kali insert akan mengakibatkan terjadi read & rewrite dari pointer-
pointer
• Index tidak berpengaruh terhadap index
• Ada 3 cara yaitu
a. separate file, record baru disimpan pada file terpisah (kurang efisien)
b. Free space in every block, ruang kosong yang akan terisi bila ada record
baru
c. Free space in every silinder, ruang kosong pada akhir setiap silinder
Sistem Basis Data 1 (K82) 26
5. Delete a record
• Delete pemakai tombstone
• Data pada pointer & index tetap ada
6. Modify a record
• Dilakukan dengan langkah fetch & rewrite
• Karena record baru bisa dituliskan pada tempat record lama berada
7. Read the entire file
• Dapat dilakukan dengan memakai salah satu dari 2 cara dibawah ini:
1. Secara serial dengan mengikuti alur urutan data (termasuk ke overflow
area)
2. Secara sequential membaca isi main file dahulu baru membaca isi
overflow area
8. Reorganize the file
• Overflow area digabungkan ke main file
• Main file mendapat ukuran yang baru
• Overflow area kembali kosong
• Index berubah isinya sesuai dengan data terbaru
• Dilakukan dengan pembacaan serial melalui main file
Organisasi file jenis ini memungkinkan kita mengakses data dengan menggunakan banyak atribut kunci (key field). Pengorganisasian ini hampir sama dengan organisasi file relatif, bedanya, pengorganisasian relatif hanya memiliki sebuah key field, sedang organisasi ini memiliki lebih dari satu key field.
Hal ini dilakukan karena banyak pengguna data yang akan mengakses data yang sama tetapi sesuai dengan keinginannya masing-masing. Misalkan, terhadap data tabungan di bank, nasabah menggunakan nomor PIN untuk melakukan transaksi atas data tersebut, sedangkan pegawai bank ada yang menggunakan nomor rekening, ada yang menggunakan jumlah tabungan dan sebagainya, sesuai dengan tujuannya masing-masing.
Data yang sudah disimpan dapat diakses melalui teknik pengaksesan secara sequential maupun direct. Semua bentuk organisasi file dapat diakses secara sequential, tapi organisasi file sequential tidak dapat diakses secara direct. Akses secara direct memerlukan key field untuk mendapatkan sebuah record yang dicari, sedangkan organisasi file sequential tidak memiliki (tidak memerlukan) key field.
Pengaksesan data dapat dilakukan secara batch, maupun secara iterative. Proses pemberian nilai untuk data Daftar Nilai Semester (DNS) dilakukan secara batch, yaitu, semua nilai dari dosen dan dari proses scanning (jawaban di kertas OMR) dikumpulkan terlebih dulu. Setelah semua terkumpul, barulah diproses nilainya dan dicetak DNS seluruhnya untuk dibagi kepada mahasiswa.
Sedangkan proses pencetakan Kartu rencana Studi (KRS) dilakukan secara iterative (dikenal dengan istilah on-line). Setiap mahasiswa yang telah selesai mengisi KRS akan mendapatkan cetakan KRS secara langsung tanpa harus menunggu semua mahasiswa melakukan pengisian KRSnya.
TEKNIK PENGALAMATAN (ADDRESSING)
Hal yang sangat penting dipertimbangkan dalam pembentukan organisasi file adalah proses penempatan datanya di memori sekunder komputer. Hal ini bertujuan agar data yang telah disimpan dapat diambil atau diraih (retrieve) kembali dengan menunjuk lokasi alamat data tersebut di memori.
Gambar 2 di bawah ini menggambarkan berbagai teknik pengalamatan data :
Gambar 2. Berbagai Teknik Pengalamatan Data
Pemetaan di memori dilambangkan dengan : R(nilai_key) → Alamat. Alamat ditentukan oleh nilai sebuah key fieldnya. Organisasi file secara sequential yang tidak membutuhkan key field tidak menggunakan teknik pengalamatan yang akan dibahas ini.
Pengalamatan mutlak adalah teknik pengalamatan yang keseluruhannya diberi wewenang kepada programmernya. Programmer bebas menentukan di alamat mana suatu record akan disimpan.
Sangat mudah, tapi bila data yang disimpan relatif banyak, apakah si programmer ‘masih hafal’ di mana alamat suatu record yang akan diaksesnya ?.
Pengalamatan relatif adalah penunjukan alamat memori sesuai dengan nilai yang ada di key fieldnya. Karena key field biasanya berisi kode, misalkan NPM, maka akan terjadi pemborosan penggunaan alamat.
Misalkan, NPM = 30199899, maka record mahasiswa tersebut akan disimpan di alamat 30199899, padahal, mungkin jumlah keseluruhan mahasiswa hanya berkisar 30000 orang saja, tidak sampai 30 jutaan seperti yang ditunjukkan NPM.
Karena NPM digunakan sebagai kunci atribut, maka hal itu tidak cocok bila digunakan teknik pengalamatan relatif seperti ini. Dengan jumlah nahasiswa yang 30000 tentunya harus digunakan key field yang hanya terdiri atas 5 digit saja.
Untuk mengatasi pemborosan yang terjadi di pengalamatan relatif, maka cara pemetaan tabel (directory look up) ini bisa digunakan sebagai solusinya.
Teknik ini memisahkan record data lainnya dengan key fieldnya. Semua key field disatukan dalam sebuah tabel yang di dalam tabel tersebut dipetakan alamat record datanya, semacam mencari katalog di perpustakaan yang jika katalog itu ditemukan maka buku yang akan dipinjam diketahui lokasi tempat penyimpanannya.
Masalahnya, jika mencari katalognya secara berurut (sequential), maka akan memakan waktu yang relatif lama, karenanya ada yang mencarinya dengan cara binary search tree, misalkan ia mencari dari tengah tumpukan katalog, bila kurang, ia cari tengahnya lagi dengan kartu katalog yang paling belakang, tetapi bila lebih ia akan mencari tengahnya lagi dari kartu katalog terdepan, dan seterusnya.
Jika pemetaan tabel diharuskan membuat tabel (file) baru yang berisi seluruh key field dan alamat recordnya, maka pada teknik kalkulasi ini dicoba untuk tidak perlu membuatnya. Akan dihitung sedemikian rupa dari key fieldnya untuk mendapatkan alamat yang akan ditempati record (data)nya.
Teknik kalkulasi yang dibahas adalah teknik hashing yang umumnya terdiri atas (1) division remainder, (2) mid square, dan (3) folding.
DIVISION REMAINDER (SISA PEMBAGIAN)
Alamat diperoleh dengan menentukan sisa hasil pembagian atas key fieldnya. Faktor pembaginya bisa berbagai macam, ada yang membagi dengan bilangan prima, dan bisa juga sembarang bilangan.
Contoh sisa pembagian : 100/3 sisa pembagiannya = 1. Cara seperti ini bisa mengakibatkan adanya hasil perhitungan yang sama, akibatnya, akan terjadi beturan (pemakaian alamat yang sama untuk lebih dari record yang berbeda). Benturan diistilahkan dengan collision. Tentunya, salah satunya harus ditempatkan di alamat yang berbeda.
Penghitungan alamat dengan cara mid square hashing adalah dengan cara mengkuadratkan nilai key fieldnya (square), kemudian diambil sejumlah digit (sepanjang digit key fieldnya) di tengah-tengah dari nilai kuadrat itu.
Penghitungan dengan cara ini adalah dengan mempartisi nilai key ke dalam beberapa partisi (sesuai dengan banyak digit alamat yang kita butuhkan) dari kanan.
Bagian-bagian itu kita susun ke bawah dan dijumlahkan, hasilnya, kita ambil sebanyak digit yang kita inginkan untuk alamat di memori yang dimulai dari kanan. Folding = lipatan.
Cara ini tetap memiliki risiko adanya collision.
PENANGANAN COLLISION
Satu lokasi memori hanya dapat digunakan untuk menyimpan satu satuan data saja. Bila hasil perhitungan atas key field untuk menentukan alamat memori antara satu key field dengan key field lainnya sama, maka hanya satu yang akan ditempatkan di alamat hasil perhitungan itu, yang lainnya harus dicarikan alamat lainnya.
Empat pendekatan untuk mencarikan alamat lainnya itu, yaitu (1) open addressing, (2) addressing overflow/ separate overflow, (3) synonim chaining, dan (4) bucket addressing. Adapun teknik yang digunakan adalah (1) linear probing, dan (2) addressing overflow/ separate overflow.
Jika suatu record tidak bisa menempati lokasi di memori sesuai dengan hasil perhitungannya (home address) karena sudah ditempati oleh record lainnya, maka ia harus dicarikan lokasi lainnya.
Pencarian dilakukan dengan menambahkan hasil perhitungan itu dengan 1 hingga ke alamat yang masih kosong, dan bila hingga ke batas akhir alamatnya tidak ditemukan, maka lakukan dari 1 lagi.
Pada linier probing, dikhawatirkan tidak ada lagi tempat yang kosong, atau penempatan record yang terjadi coliision akan menempati alamat sebenarnya dari record lain, maka bila itu terjadi, pada teknik addressing overflow ini, selain disediakan di primary area, disediakan pula tempat lain di luar primary area (batasan alamat yang seharusnya), yaitu di overflow area.
Di overflow area pun perlu dicek, apakah sudah ada record lain yang telah menempatinya, hal ini menjadikan kita perlu melakukan hashing kembali (double hashing).
Synomim chaining memberi tahu rangkaian alamat berikutnya dari record yang terjadi collision. Jadi, ada next pointer untuk menunjuk ke alamat lainnya yang pada perhitungan sebelumnya terjadi nilai yang sama. Dalam materi struktur data, hal ini dikenal dengan istllah linked list.
Jadi, komputer tidak perlu mencari alamat record yang terjadi collision karena sudah ada di penunjuknya (pointer).
Salah Satu Bentuk Format Media Penyimpanan DASD (Hard Disk)
Penyimpanan data dilakukan secara magnetis di permukaan disk (ada dua permukaan setiap disk) oleh read/ write head. Setiap permukaan disk secara logically dibagi atas ratusan track dalam silinder.
Penyimpanan data di dalam media penyimpanan menggunakan teknik pengalamatan (addressing). Di hard disk ada 2 teknik pengalamatan, yaitu (1) Cylinder Method/ CM, dan (2) Sector Method/ SM.
Pada teknik CM, pengalamatan dilakukan berdasarkan nomor silinder, nomor permukaan, dan nomor record. Untuk teknik SM, pengalamatan dilakukan berdasarkan nomor sektor, nomor track, dan nomor permukaan. Waktu akses pada hard disk dihitung berdasarkan :
Salah Satu Bentuk Format Media Penyimpanan SASD (Tape/ kaset)
Dulu, orang menggunakan kaset biasanya digunakan untuk menyimpan data cadangan (back up), karena harganya relatif lebih murah dan memuat lebih banyak data yang dapat disimpan dari pada DASD, tapi kini sudah amat jarang orang yang menggunakan media ini.
Ada kaset yang terdiri atas 7 track, dan ada pula yang 9 track, dsb., Dalam setiap block ada 2 buah celah pemisah (gap), yaitu : (1) inter record gap (IRG), dan (2) inter block gap (IBG). Sewaktu menlis data, di akhir block selalu diberi gap yang panjangnya sekitar 0,6 inch, dan sewaktu membaca selalu dimulai dari karakter petama setelah gap sampai ditemukan gap berikutnya. Lamanya waktu head melewati gap tersebut disebut dengan speed-up time.
Jadi, antara 1 record dengan record lainnya ada batas, antara 1 block dengan block lain, ada batas, dan di akhir file ada batas lagi yang disebut dengan tape mark. Jika satu block terdiri dari 4 record, maka disebut blocking factor = 4.
RECORD FORMAT
Ada berbagai macam record format, yaitu :
. Fixed unblocked
. Fixed blocked
. Variable unblocked
. Variable blocked
. Undefined
. Spanned
Syarat fixed unblocked
1. Semua record (logical-record) sama panjang, misal 160 karakter
2. Tiap data area (block-physical record) berisi satu logical record (setiap record adalah satu block yang masing-masing block dipisahkan oleh IRG)
Syarat fixed block
Syarat variable unblock
Syarat Variabel Block
. Panjang tiap logical record tidak sama …. (variabel)
. Panjang tiap block juga tidak sama. Jumlah logical record dalam block
juga bervariasi (tidak ada blocking factor)
Syarat Undefined :
. Tiap logical record tidak sama panjang
. Tiap block satu logical record (tidak ada block)
. BL dan RL tidak ada
Syarat Spanned
. Panjang tiap physical record (block) adalah sama
. Panjang tiap global record tidak sama
. Satu logical record mungkin berada di dalam lebih dari satu physical record
Untuk melakukan cek kebenaran penulisan data, kaset menyediakan satu buah tracknya untuk diisi bit ‘1’. Ada 2 jenis pengecekan, yakni (1) odd parity check atau koreksi paritas ganjil, dan (2) even parity check atau koreksi paritas genap.
Misal, track : 1 berisi data : 1 1 1
2 berisi data : 0 0 1
3 berisi data : 1 0 1
4 berisi data : 1 1 0
maka dengan odd parity check, track ke 5 dan karakter ke 4 (untuk koreksinya) akan berisi: [bila dijumlahkan ke kanan maupun ke bawah harus menjadi ganjil]
1 berisi data : 1 1 1 0
2 berisi data : 0 0 1 0
3 berisi data : 1 0 1 1
4 berisi data : 1 1 0 1
5 berisi data : 0 1 0 1
0 komentar:
Posting Komentar