1. Pertumbuhan
Penduduk
1.1 Perkembangan Penduduk Dunia Menggunakan
Tabel
Kita bisa lihat tabel dibawah ini yang saya ambil contoh dari tahun – tahun
sebelumnya Perkembangan Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||
Populasi tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
|||||||
Bisa kita lihat rata - rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga
2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya.
Itu berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
1.2 Faktor demografi yang mempengaruhi penambahan atau pertambahan penduduk di
suatu daerah atau negara
1. Kematian (Mortalitas)
Ada beberapa tingkat
kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja
yaitu :
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang.
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.
2. Kelahiran (Fertilitas)
Pengukuran fertilitas
tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan
sebagai berikut :
a. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyaknya bayi-bayi
yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa
kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
b. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak
makin menurun.
c. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal
hanya sekali).
d. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua
wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan. .
3.
Migrasi
Migrasi merupakan
akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat
dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya
yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Faktor-faktor migrasi
adalah sebagai berikut :
a. Persediaan sumber alam
b. Lingkungan sosial budaya
c. Potensi ekonomi
d. Alat masa depan
1.3 Rumus Tingkat Kematian Kasar dan Khusus
a) Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar
adalah banyaknya orang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk
pertengahan tahun. Berikut perhitungan rumusnya:
CDR
:
D :
Jumlah kematian
Pm
: Jumlah penduduk per pertengahan tahun
K :
Konstanta = 1000
Penduduk pertengahan
tahun dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
1)
Pm
= ½ (P )
2)
Pm
= +
3)
Pm =
-
·
Pm (1) = Jumlah penduduk
petengahan tahun
·
Pm (2) = Jumlah penduduk
pada awal tahun
·
Pm (3) = Jumlah penduduk
pada akhir tahun
b)
Tingkat Kematian Khusus (Age Spesific
Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya ialah umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Perbedaan resiko diperuntukan menurut unur (spesific death rate). Dengan
cara ini, tingkat kematian menunjukan hasil yang lebih teliti, dikarenakan
angka ini mewakili dari 1000 penduduk pada kelompok yang sama, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
ASDRi =
·
Di
= Kematian penduduk kelompok umur i
·
Pm
= Jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur i
·
K
= Konstanta = (1000)
1.4 Pengertian
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk
dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan tujuan menetap.
1.4.1 Macam-macam
Migrasi
- Migrasi lokal (Perpindahan dalam satu Negara)
- Migrasi Internasional (Perpindahan antar Negara)
1.4.2 Proses
Migrasi
- Migrasi lokal terjadi apabila di suatu pulau telah kelebihan penduduk dan atau terjadi bencana alam yang dahsyat sehingga tempat tinggalnya tidak dapat dihuni lagi. Atau terjadi konflik yang mengharuskan penduduk tersebut pindah ke pulau lain.
- Migrasi internasional biasa terjadi ketika di Negara tersebut sedang terjadi peperangan, konflik, kekacauan politik yang terjadi di negaranya, atau terjadi kekurangan pangan sehingga memaksa penduduk tersebut bermigrasi ke Negara lain.
1.4.3 Akibat
Migrasi
- Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
- Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.
- Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan imigrasi).
1.5 Struktur
Penduduk
- Jumlah penduduk
- Persebaran penduduk
- Komposisi penduduk
- Bentuk Piramida
1.5.1 Piramida Stasioner
Bentuk
piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat
kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk
yang berbentuk system in iterdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia,
Belanda dan Skandinavia.
1.5.2 Piramida Muda
Suatu wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian
besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
1.5.3 Piramida Tua
Suatu wilayah memiliki angka
kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida
ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding
kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya
Amerika Serikat.
1.5.4 Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency
Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14
tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
2. Kebudayaan Dan Kepribadian
2.1 Pertumbuhan
dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
Di Indonesia, kebudayaan sudah
sangat berkembang. Dahulu kala banyaknya pelancong-pelancong yang menyebabkan
banyaknya kebudayaan di Indonesia. Tetapi kita harus kritis dan selektif dalam
memilih kebudayaan yang datang itu. Karena jangan sampai kita menggeserkan
kebudayaan lama yang sudah menjadi tradisi di negeri kita ini.
Bedasarkan
pendapat-pendapat para ahli prehistoric, bahwa zaman batu terbagi dalam:
1. Zaman Batu Tua
(Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan
peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita
kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi
kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina. Kapak-kapak tersebut
diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan rotan.
Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut tersebar pula Bahasa
Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari bangsa-bangsa di sekitar
Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya muncul bahasa
melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia.
2. Zaman Batu Muda
(Neolithikum)
Ciri
– ciri zaman batu muda :
a. Mulai menetap dan membuat rumah
b. Membentuk kelompok masyarakat desa
c. Bertani
d. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk
mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk
mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka
perlukan
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Hal
yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang
jelas bahwa Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan
yang tinggi derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia
selanjutnya.
2.2 Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
Agama Hindu-Budha tentu bukanlah
sesuatu yang asing bagi kita semua, karena kedua agama tersebut mempengaruhi
perkembangan awal sejarah Indonesia. Agama Hindu merupakan suatu kepercayaan
yang diciptakan oleh bangsa Arya yaitu bangsa
pengembara dari utara yang masuk ke India melalui celah Kaibar dan menduduki lembah sungai Gangga dan Yamuna. Bangsa Arya mendesak bangsa Dravida. Agama Hindu bersifat polytheisme dengan dewa utamanya Trimurti yang terdiri dari Brahma, Wisnu dan Syiwa. Adapun kitab sucinya adalah Weda. Sedangkan agama Budha muncul setelah agama Hindu. Awalnya hanya sebagai suatu ajaran dalam rangka mencari kebenaran yang dilakukan pertama kali oleh Sidharta. Sidharta adalah putra mahkota dari Kerajaan Kapilawastu yang merupakan putra raja Sudhodana dan putri Maya, kemudian ia mengemban menjadi cakyamuni (pendeta) sampai menerima wahyu yang berupa kesadaran akan penderitaan dan cara menindas penderitaan tersebut. Dalam hal ini Sidharta dianggap sebagai Budha Gautama. Budha sebagai suatu ajaran dapat berkembang menjadi suatu agama dengan kitab sucinya Tripitaka (tiga keranjang) yang menggunakan bahasa Pali bahasa rakyat Magadha. Untuk selanjutnya agama Budha berkembang menjadi dua aliran yaitu aliran Mahayana (kendaraan besar) dan aliran Hinayana (kendaraan kecil). Kemudian kedua agama yaitu Hindu-Budha tersebut berkembang keberbagai negara di Asia Timur maupun Asia Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
pengembara dari utara yang masuk ke India melalui celah Kaibar dan menduduki lembah sungai Gangga dan Yamuna. Bangsa Arya mendesak bangsa Dravida. Agama Hindu bersifat polytheisme dengan dewa utamanya Trimurti yang terdiri dari Brahma, Wisnu dan Syiwa. Adapun kitab sucinya adalah Weda. Sedangkan agama Budha muncul setelah agama Hindu. Awalnya hanya sebagai suatu ajaran dalam rangka mencari kebenaran yang dilakukan pertama kali oleh Sidharta. Sidharta adalah putra mahkota dari Kerajaan Kapilawastu yang merupakan putra raja Sudhodana dan putri Maya, kemudian ia mengemban menjadi cakyamuni (pendeta) sampai menerima wahyu yang berupa kesadaran akan penderitaan dan cara menindas penderitaan tersebut. Dalam hal ini Sidharta dianggap sebagai Budha Gautama. Budha sebagai suatu ajaran dapat berkembang menjadi suatu agama dengan kitab sucinya Tripitaka (tiga keranjang) yang menggunakan bahasa Pali bahasa rakyat Magadha. Untuk selanjutnya agama Budha berkembang menjadi dua aliran yaitu aliran Mahayana (kendaraan besar) dan aliran Hinayana (kendaraan kecil). Kemudian kedua agama yaitu Hindu-Budha tersebut berkembang keberbagai negara di Asia Timur maupun Asia Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
Kedatangan dan Penyebaran Islam di
Indonesia ada teori yang berpendapat baru abad ke-13 M, yang dikemukakan oleh
Snouck Hurgronje dan lainnya, dan yang berpendapat sudah sejak abad pertama
Hijriyah atau abad ke-7 Masehi yang antara lain dikemukakan W.P. Groeneveldt, Syeikh
Muhammad Naguib Al-Attas, S.Q. Fatimi, Hamka, Uka Tjandrasasmita dll.
Masing-masing golongan membuat argumentasinya. Tetapi bagaimanapun kami
berpendapat yang benar abad ke-1 H, atau abad ke-7 M, dan langsung dari Arabia.
Kedatangan Islam awalnya melalui perdagangan Internasional dan penyebaran atau
penyampaiannya secara lebih mendalam oleh para da’i dan para wali (Di Jawa Wali
Sanga) yang berasal dari luar atau dari Indonesia sendiri. Waktu kedatangan dan
penyebaran Islam di Indonesia melalui beberapa fase dan yang abad ke-7 M. Baru
di bagian Barat Indonesia saja. Penyebaran Islam di Indonesia bahkan di wilayah
Asia Tenggara berjalan dengan damai sesuai dengan prinsip-prinsip konsep Islam.
Proses Islamisasi melalui berbagai jalur : Perdagangan, Pernikahan, Memasuki
birokrasi, Sufisme, Pendidikan (Pesantren), Kesenian.
2.3 Kebudayaan
Barat
Selain dari pengaruh budaya asing
pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan
proses akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya Barat. Berbagai informasi
melalui media cetak dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern
mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke
tingkat dasar kehidupan manusia di Indonesia. Tak dapat dipungkiri, peradaban yang
lebih maju akan banyak mempengaruhi peradaban yang berkembang belakangan.
Sebagaimana agresivitas budaya Barat yang terus berproses dinamis dan teruji
berpengaruh pada peradaban lain, terutama peradaban timur. Secara umum,
perubahan kebudayaan sekarang ini disebabkan oleh perjuangan HAM (Hak Asasi
Manusia), pelestarian alam dan lingkungan hidup, serta tuntutan peningkatan
kualitas hidup. Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan
selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola
hidup orang barat seakan menjadi cermin kemodernan.
Hal ini jelas mengikis prilaku dan
tindakan seseorang. Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai ciri khas
kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan
kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis
budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat nusantara.
Nilai tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu bersaing
dengan derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan masyarakat.
Beberapa dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa sosial dan
tenggang rasa masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah pada
disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan
konsumerisme yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana. Kebebasan dan
kesenangan hidup masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan
remaja yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti
diiklankan sebagai suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak
norma-norma masyarakat pribumi di Indonesia yang terkikis dalam keseharian
generasi mudanya.
Source :
0 komentar:
Posting Komentar